Jelita: Untuk apa aku berdoa, Tuhan?
Teman2ku saja yang tidak berdoa kepada-Mu tetap bisa bangun pagi hari, mendapatkan dengan mudah apa yang mereka mau, mereka tetap bisa beraktifitas seperti biasa, mereka juga tetap bisa makan, minum bahkan bersenang-senang. Malahan hidup mereka terlihat lebih bebas dan bahagia dibanding hidupku.
Teman2ku saja yang tidak berdoa kepada-Mu tetap bisa bangun pagi hari, mendapatkan dengan mudah apa yang mereka mau, mereka tetap bisa beraktifitas seperti biasa, mereka juga tetap bisa makan, minum bahkan bersenang-senang. Malahan hidup mereka terlihat lebih bebas dan bahagia dibanding hidupku.
“Kamu
anak Ku yang kukasihi”. Mereka bisa mendapatkan apa yang mereka mau karena
mereka berusaha dan bekerja. Mereka bisa makan, minum dan bersenang-senang
karena mereka juga ciptaan-Ku. Berkat yang ada pada mereka adalah berkat umum.
Akan ada upah jika bekerja. Akan tetapi kamu tidak, nak. Berkat yang ada padamu
adalah berkat khusus. Bukan berarti tanpa bekerja kamu diberkati. Tidak! Ora et
labora!
Berdoa dan bekerja. Memang mereka akan mendapat upah mereka sesuai pekerjaan mereka, tetapi ada perbedaan padamu, nak. Mereka bekerja untuk mereka sendiri, dan kamu bekerja untuk Aku.
Berdoa dan bekerja. Memang mereka akan mendapat upah mereka sesuai pekerjaan mereka, tetapi ada perbedaan padamu, nak. Mereka bekerja untuk mereka sendiri, dan kamu bekerja untuk Aku.
Jelita: Untuk apa aku takut akan Mu, Tuhan?
Orang2 yang tidak takut padamu saja tetap Tuhan berkati. Tetap kok mereka hidup dengan baik. Mereka juga tetap sehat.
Orang2 yang tidak takut padamu saja tetap Tuhan berkati. Tetap kok mereka hidup dengan baik. Mereka juga tetap sehat.
“Kamu anak Ku yang Kupilih”.
Mereka hidup karena Aku telah memberikan kehidupan yang sama seperti kamu.
Masa’ kamu mau hidup sendiri di dunia ini? Mereka juga ciptaan Ku. Aku tidak
pernah memaksamu untuk takut kepada Ku, bukan?”
Jelita: Untuk apa aku menjaga diriku agar tetap kudus
di hadapanMu, Tuhan?
Teman2 ku yang bebas aja Tuhan tidak pernah marah. Tuhan malah membiarkannya. Apa bedanya Tuhan? Kenapa Tuhan tidak marah dan tidak hukum mereka?
Teman2 ku yang bebas aja Tuhan tidak pernah marah. Tuhan malah membiarkannya. Apa bedanya Tuhan? Kenapa Tuhan tidak marah dan tidak hukum mereka?
“Kamu bait kudus Ku, Jelita”.
Siapa bilang aku membiarkannya? Aku hanya tidak mau memaksa umat Ku. Aku hanya
memberikan kalian pilihan. Aku memberikan kalian pilihan. Kamu mau pilih yang
mana? Kudus atau tidak kudus? Jika kamu kudus, Aku akan berkenan kepadamu.
Jelita: Untuk apa aku
menahan diri untuk tidak mencontek temanku saat ujian, Tuhan? Mereka bisa
mendapat nilai yang bagus2 dari mencontek? Kenapa Tuhan biarkan? Mereka bahkan
dipuji dosen2ku karena nilai ujian mereka.
“Kamu anak
Ku yang berbeda, Jelita”. Mereka bisa begitu karena tidak tahu kebenaran. Kamu
jangan terpengaruh. Tetap lakukan yang terbaik. Sudah ada berkat tersendiri
buat orang2 seperti itu. Kamu tidah boleh menghakimi. Tidak ada yang benar di
dunia ini. Seorang pun tidak.
Jelita: Untuk apa aku
mesti merendahkan diri, Tuhan? Teman2 ku yang sombong tetap Tuhan biarkan.
Mereka menyombongkan harta mereka, teman2 mereka, prestasi mereka, orangtua
mereka dll. Kenapa Tuhan? Kenapa Tuhan tidak marah? Kenapa Tuhan biarkan?
“Kamu
anak Ku yang khusus, Jelita”. Mereka juga ciptaan Ku. Bukan aku tidak marah,
ada waktu dimana Aku akan menghakimi dunia ini. Tetap ambil bagianmu dan
lakukan yang terbaik. Jangan terpengaruh.
Jelita: Untuk apa aku lahir, Tuhan?.
“Anak
Ku, Aku sedih atas pertanyaanmu yang terakhir”. L
Ada tujuan Ku yang mulia kenapa kamu Aku izinkan lahir di dunia ini. Bukan kebetulan orang tua mu berhubungan seks, mengandung kamu, dan melahirkan kamu. Ada tujuannya itu, anak Ku. Kamu anak Ku yang berharga. Jangan katakan kalau kamu tidak aku perhatikan. Rambut mu saja aku bisa hitung.
Ada tujuan Ku yang mulia kenapa kamu Aku izinkan lahir di dunia ini. Bukan kebetulan orang tua mu berhubungan seks, mengandung kamu, dan melahirkan kamu. Ada tujuannya itu, anak Ku. Kamu anak Ku yang berharga. Jangan katakan kalau kamu tidak aku perhatikan. Rambut mu saja aku bisa hitung.
Jelita: Untuk apa Tuhan mengasihiku? Kan masih ada
banyak orang yang bisa Tuhan kasihi?
“Benar,
nak. Tapi aku memilihmu. Hak Ku untuk memilih kepada siapa Aku berkenan. Yang
menjadi persoalan adalah maukah engkau menerima panggilan itu dan meresponinya?
Maukah engkau anak Ku?”
Jelita: Kenapa harus aku Tuhan???
“Karena
Engkau aku perhitungkan. Engkau anak Ku. Anak yang dimana ada rencana indah
yang akan Aku nyatakan lewat kamu. Jangan katakana itu lagi ya, nak. Aku sangat
mengasihimu. Aku tahu kok, saat2 dimana hatimu lagi sedih,,,hanya saja kamu
tidak mencari Aku. Memang Aku tidak ada persis di hadapanmu, melihatmu,
memelukmu, dan menyentuhmu. Tapi nak,,kamu bisa merasakan kelembutan Ku. Perlu kepekaanmu.
Aku selalu ada di saat kamu tidak ada untuk kamu. Aku mengerti keadaanmu. Roh Kudus
Ku yang akan trus ada bersamamu. Rasakan Aku nak, Aku ada di hatimu. Aku hanya
jauh sejauh doamu.
Jelita: Yaaa,,,Tuhan,,
Ampuni aku. Kini kusadar betapa berharganya aku di mata Mu. Terima kasih Tuhan.
Ampuni aku. Kini kusadar betapa berharganya aku di mata Mu. Terima kasih Tuhan.
No comments:
Post a Comment